Masih bekam wajah ini, bukan, tidak hanya wajah. Hati, Akal, Jiwa dan bahkan ruh sekalipun. Bekas luka-luka yang belum kunjung padam semalam, kini kian menyeruak pagi yang seharusnya berwajah ceria. entahlah aku tak tau.
Lagi-lagi aku duduk di sudut yang sama, malam yang sunyi dan menenggelamkanku bukan pada ketenangan melainkan kegelisahan. “Aku bukan dia, mereka atau siapapun, aku adalah aku!. Jika jenuh denganku, enyah saja dari hadapanku!.”. Tidak, aku salah menggunakan kata gelisah, tepatnya aku tak faham apa yang membuat lebam di sekujur waktuku saat ini.
KISAH BARU SAJA SAMPAI PARUH WAKTU. NAMUN DUNIA SUDAH JAUH MERAPUH. SUNGGUH DAHSYAT SANG WAKTU MENGURAI BERMACAM-MACAM KISAH.
Ya, aku kira masih paruh waktu yang kadarnya masih belum pasti ia terhenti. Bisa saja esok, atau ini adalah menit terahir. Entahlah. Persisnya bukan dunia saja yang mulain merapuh, tapi diri pula turut melapuk. Cukup!!!.
Semburan waktu yang kian menguras usia, tua. yang pasti akan berjodoh dengan kematian. Berteman dengan kata kematian, penuhi hati dengan takut terhadap Sang Pemilik diri, Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar