Muza Elfarabi (Muhammad Zuhri Anshari)
Yogyakarya 10 oktober 2011; 19:53
“Dari mana asalmu agar bisa menjawab “dunia adalah tempat singgah”?”, tutur seorang guru. “Kamu” sang guru menunjuk seorang siswi “Dari akhirat”. Sang Guru hanya menggoyangkan kepala tanda kurang sepakat, dan menunjuk siswi yang disamping siswi yang lain. “Dari tanah liat” jawab si siswi dengan sedikit berkerut kening. “Ya itu memang benar, kita dari tanah liat, kemudian kembali ketanah lagi, lalu apakah selesai demikian?. Tidak kan?, jadi dari mana kita?”, “Coba Zulfikar”. “Bingung pak, tapi hakekatnya sih dari Allah” Jawab zulfikar sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. “Jawaban yang tadi benar, tapi agak sulit untuk menjelaskan pertanyaan saya” Kata sang guru.
“Ada yang bisa jawab?” Tanya seorang guru ditengah kebingungan para siswa dan siswi. “Syurga pak” celetuk seorang siswa di tengah rundung bingung melanda seisi kelas, siswa yang agak slengeantapi berprinsip, “Jawabanmu benar Za” ucapan sang guru membenarkan jawaban zakariya .
“Mari kita bahas, Nabi Adam A.S. berasal dari Syurga yang diciptakan oleh Allah dari saripati tanah. Maka kita pun sebenarnya dari Syurga. Dunia ini adalah tempat singgah kita, Apakah kita semua padakepengen pulang ke tempat asal kita?. Jawabannya adalah tentu. Lalu apakah kita bisa menemukan jalan kembali?, apakah kita tau bagaimana jalan pulang?, apakah kita sudah punya oleh-oleh sertaongkos pulang?, apakah kita tau dengan apa dan dengan siapa kita pulang?” dan apakah kita mampu dan siap bertemu dengan pencipta diri kita?”
Aku rindu, aku ingin pulang, aku ingin rebah di rumah asal manusia, berkumpul bersama keluarga dalam bahagia yang hakik. Tak ada lagi sakit yang menikam jantung, tak ada lagi duka yang menyayat jiwa, tak ada lagi lara yang mencengkram raga. Aku sungguh ingin pulang, pulang dalam pangkuanMu, pulang dalam RidhaMu, pulang dalam jalanMU. Tapi bagaimana jika aku tersesat pulang? tak tau arah kembali, sehingga neraka yang aku temui. Naudzubillah ya rob, jauhkan aku dari kesesatan itu. Sungguh takutku teramat sangat atas hal itu. Tunjukilah aku jalan pulang, jalan menuju hakikat KebehagiaanMU. Dalam sujud penghambaan utuh seorang hamba”
“Zul, ayo pulang” ajak zakariya membangunkan renungan singkat Zulfikar. “Udah selesai ya Za?”, “Belum Zul, tapi khusus untuk lamunanmu ja. Hahaha, belajar malah ngamun, ntar di rumah lanjutin lagi tuh ngamunnya.”
Terinspirasi dari perkuliahan Kuliah Akhlaq
Bapak Abdul Mukhlish, S. Ag., M.Ag.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar