Bismillahirrahmanirrahim
Waktu,
Waktu yang Engkau suguhkan begitu cepat sehingga langkahku lebih sering berada di garda akhir. Namun, waktu yang Engkau hadiahkan begitu berhaga dalam masaku, dalam sejarah hidupku yang tanpa aku tau ending diriku sendiri, namun kuroja’kan segala harapan dalam IridahMU, ku Khaufkan segala takutku dalam Iman taqwa terhadapMU, ku hubbkan hati dalam keridhaanMU
SATU TAHUN KULIAHKU
Di semester satu kuliah berjalan agak telat, pasalnya temen-temen yang lain udah masuk selama satu minggu. Eh aku malah asik-asikan terbaring di kamar putih, hiihihi. Jadi telat juga kenalan ama temen2 sekelas (masa kelasnya di pecah lagi coba, padahal aku udah nyaman ama temen yang sekelas pas ospek), untung aja ada yang bisa aku mintain info perkuliahan-Toni (yang aku sebut afgan saat ospek dan sekarang jadi nama bekennya) dan nurul (gadis sipit berkacamata yang mempunyai nama beken sansifiera fatma)- keduanya temen sekelas waktu ospek,
“Makasih yah Ton, trimakasih juga untuk ortumu yah yang udah peduli pas aku di kamar putih itu, dan untuk nurul juga saya ucapin makasih yah udah ngasih info perkuliahan plus ngasih tau kelas baruku, dan nemenin aku ngobrol via sms”.
Lanjut, Nah seuasai libur lebaran kemarin aku bingung pas mau kuliah.
Kenapa?,
Aku cuman tau kelasku kelas F, tapi ga tau siapa aja orang di dalamnya. Hanya berbekal jadwal yang aku dapatkan dari Afgan dengan ruangan yang masih belum aku fahami letaknya. Akhirnya aku berinisiatif menghubungi ketua kelas kelas F, tapi aku juga ga tau nomor serta nama ketua kelasku.
Makin bingung deh, ko’ bisa?
Bayangin aja besoknya sudah harus balik ke jogja tanpa belum tau pasti ruang kelas matakuliah juga. Aku tanya Afgan ama nurul deh via sms “Nur, Ton. Kalian tau ga temen sekelas ospek kita yang sekelas dengan aku di kelas F?” langsung saya kirim ke nomor hape mereka berdua. Tinggal nunggu jawaban deh. Sambil nunggu aku mau minum dulu ah haus.
Glek,,glek,, glek
Alhamdulillah, lanjut yok,
Aku dapati sms balasan dari nurul yang buat aku senyum agak lebar.
“Ada, desi klo ga salah. Coba aja km smsin dia ini nomornya 08xxxxxxxxxx”.
“thanks ya nur”.
“sama-sama”.
Beberapa lama kemudian sms afgan menyusul yang membuat kau makin seneng (ternyata temen yang sekelas pas ospek ada beberapa yang sekelas juga ama aku).
“Setauku Agung, hamzah, alfian”.
“Thanks ya Ton, salam buat ortumu”.
“Iya sama-sama, eh oleh-oleh yah hehehe”
”Insya Allah Brother”.
Setelah aku dapati nomor desi, langsung aja aku sms ke desi. Dan setelah beberapa kali smsan, aku dapati juga nama ketua kelas yang katanya speakingnya aktif (kata desi sih, tapi aku mah belum tau siapa dan kayak apa ketua kelasku yang aku ngerti ketua kelasku cewek, sesuai namanya.).
“Wah keren yah cewek jadi ketua kelas, emh bener-bener emansisapi emansipasi wanita banget kelasku, jangan-jangan di dominasi cewek juga”gumamku.
Hany. Nama ketua kelasku. Langsung aja aku sms, lebih kurang begini smsku
“Asslm. Apa benar ini dengan Mb’ hany ketua kelas kelas F?, saya Zuhri. Boleh saya minta jadwal asli kelas. Ohya Mb’ kemarin pihak TU ada yang ngasih surat izin dari pihak rumah skit ga?”
Agak lama aku menerima balasan, jadi aku tinggal nonton tv dengan adik-adikku deh. Beberapa jam kemudian HP 5300 kesayangku berdering. Mb’hany, begitulah nama di sms di inbox saya. Aku buka
“Maf ya mas, saya bukan Mb’, saya mahasiswa bukan mahasiswi”
Sebelum aku melanjutkan baca sms aku terpelongok sejenak, “dugaanku salah dong klo ketua kelasku wanita. Tapi masa’ laki-laki. Jelas jelas namanya berjenis perempuan HANY, itukan nama jenis perempuan” gumamku seusai melongo. Lalu mataku tertuju lagi pada layar HaPe melanjutkan isi sms yang isinya jadwal kuliah kelas plus mata kuliah (yang sebenernya sdah aku punya dari Toni, tapi untuk mengakrabi aja dengan ketua kelas yang aku sangka seorang perempuan).
Tinggal kuliah deh, pas kuliah di awal semester satu, aku masih agak canggung dengan suasana baru bahasa kerennya aku sempat terkena cultureshock. Jadi kuliah aku hanya sebatas kuliah-pulang-kuliah-pulang aja. Belum ada teman yang aku sempat akrabin. Yah paling kalo mau main aku biasanya ama Toni, Aldin, terus Alfian, Kelik, terus mainan ama anak-anak kecil yang ada di gang kosanku aja.
Toni beda kelas, main ama Aldin suka ga nyambung sendiri, ama kelik kejauhan. Hems, namun saat-saat cultureshock itu tak begitu lama, akupun mulai akrab dengan Hany dan teman-teman lainnya. Riza, Agung, Imam, Hamzah, Alfian, Ade. Udah segitu karena yang cowok di kelas aku cuman ada mereka, untuk kenal ama cewek aku masih canggung. Belum saatnya kata batinku mah. Paling cewek yang aku kenal dekat saat itu adalah Nurul, Ana, Ririn dan Erlin.. Terus seniornya Teh annisa ama Mb’ Iim
Pertengahan semester satu mulai terasa ramai dan ga sebeku dulu, pokoknya kuliah makin asyik setelah aku mulai mengenal banyak nama, bukan hanya mengenal sih tapi dekat juga. Apalagi pas aku di terima di EDSA, waauu jadi punya keluarga baru. Dan bertemu ama orang-orang yang menurutku super dalam perkuliahan mereka. Sebut saja Mas Handung, yang menurut ibu Nur Fatimah (Dosen Structure one ku serta Penasehat yang baik) dia (Mas Handung) grammar dan speakingnya bagus. Terus lagi ada Mas Faisal, cerita sedikit tentang Mas Faisal ah. Dia adalah senior pertama yang aku kenal, beliau ini orangnya asyik, pandai menempatkan diri juga, jadi pantas menurutku Klo ibu Nur bilang “Faisal juga bagus dalam writting”. Dan banyak orang-orang super di EDSA yang ga bisa aku sebutin satu per satu, pokoknya mereka semua super.
Tapi sebelum aku diterima di EDSA, aku pertamakali bergabung dengan DeCo atau Debating Community yang sekarang di pimpin oleh Miss. Nuno. Klo saya katakan EDSA semuanya orang-orang super, maka DeCo terdapat orang-orang yang tangguh. Kenapa?, aku pertamakali seleksi DeCo dengan Mr. Andi yang punya segudang prestasi dalam dunia debat. Belum lagi Mr. Jefri dan Miss, Nuno, semerternya masih dibilang muda tapi sudah termasuk debater. Ada lagi Miss. Dwi yang bulan mei kemarin berangkat ke amerika dengan beasiswa yang beliau peroleh. Tangguh banget kan?.
Setelah banyak memperoleh teman serta figur-figur super dan tangguh di EDSA dan DeCo yang selalu menginspirasi perkuliahanku, aku juga bergabung dengan keluarga Teater PeBeI. Bisa di bilang aku anggota pasif sih tapi aku masih peduli dengan teater tersebut, banyak tawa serta hibur yang mereka berikan saat ada pertemuan.
Selanjutnya di akhir semester satu, aku memperoleh banyak pelajaran menjelang akhir semester satu ini melalui merapi yang meletus. Tidak hanya pelajaran Dhohiriah yang aku dapat, tapi batiniah pula saya peroleh bersama mereka di prambanan, bersama mereka di jalan, bersama mereka di pasar dan bersama mereka aku peroleh pelajaran yang amat berharga untuk hidupku.
Tragedi merapipun tidak hanya memberiku banyak pelajaran, tapi ada hadiah yang aku dapatkan dari kejadian itu. Best Buddies adalah nama hadiah itu Hany, Riza, Dinda, Nadia, Hilda, dan Erlin. (Moga kita tetep bersahabat tanpa dan atau tanpa nama BB yah, amiin)
Akupun menutup semester satu dengan berjalan berdampingan dengan Best Buddies. Banyak kisah serta cerita yang berkesan dengan mereka dan tentunya berharga. Sebenarnya Best buddies sendiri komposisi dari dua persahabatan yang menjadi satu yaitu terdiri dari tiga laki-laki yakni aku, riza, dan hany (3 Idiot, mereka menyebut begitu, tapi bagi kami tanpa nama tersebut kita bertiga adalah sahabat akrab bahkan keluarga), dan 4 orang perempuan Hilda, Nadia, Dinda, dan Erlin. Mereka berempat juga sebenarnya sudah bersahabat, namun inilah yang di berikan merapi di hari bersama kalian yang kemudian dua kubu itu menyatu menjadi best buddies, Nadia adalah penggagas nama Best Buddies untuk nama persahabat kita. Namun “Tanpa nama itu aku sayang sama kalian” begitulah pengakuan Riza kita melalui Hilda saat masa kritis vacuum kita, Best Buddies.
Ganti topik akh, jangan best buddies mulu. Masih banyak yang belum diceritain, lagi pula ga bakal cukup kertasnya kalau cuman cerita tentang Best Buddies.
Awal semerter dua tidak begitu banyak kisah yang seru menurutku, bahkan terasa monoton, sampai akhirnya Riza nagajak rekan sekelas keliling pantai jogja yang akhirnya mulai mensetimulus keakraban kelas, akupun mulai agak akrab dengan yang rekan cewek, agak mencandai mereka.
Sampai-sampai ketika di akhir semester dua ada temen perempuan yang berani mengatakan “Kamu sudah punya istri yah?”, “Ko’ terkesan agak jauh dengan cewek, apa kamu kamu ga suka ama cewek, dan jangan-jangan suka sama Riza dan atau Hany hayoo?”.
Aku malah bingung sendiri, pasalnya aku ga terlalu cuek-cuek amat dengan cewek ko’. Mungkin aku ga bisa akrab aja kali yah, atau tepatnya aku sekedar kenal aja kali yah. Atau apalah, tapi aku ga cuek ko ama cewek, dan bukan alasan juga kalau aku ke kampus jarang disisir rabutnya plus ga di minyakin rambutnya sehingga terkesan ga pernah mandi terus cuekin kaum cewek karena kurang PD atau gimana. Alasannya sih aku membatasi aja akrab dengan cewek, tapi bukan berarti aku cuek, buktinya Dinda, Nadia, Hilda, dan Erlin aku akrabin ko’.
Dan kalo aku dengan hani dan riza?, karena lebih sering kita bertiga seh, kamana-mana bareng, dan bahkan bisa dibilang aku ga bisa kemana-mana tanpa Riza atau Hany. Iyalah, pasalnya aku hoby nebeng ama mereka berdua, dari mulai minta anter ambil duit, beli peralatan mandi/apapun, sampe les dan acara apaun aku lebih sering bersama mereka. Dan klo ditanya apakah aku suka sama mereka? Aku jawab lantang, memang aku suka ama mereka, suka bareng aja.
Sebagai penutup,
Makasih yang sebesar-besarnya untuk Dzat Yang Maha Besar, Allah.
Untuk Para malaikat yang setia menjadi abdiNYA,
Untuk Para Nabi dan Rosul yang amanah mendidik dan mengajarkan Syari’atNYA,
Untuk Kitab yang berisikan ayat-ayat AgungNYA,
Untuk syujud yang menundukkan hati dihadapanNYA,
Untuk Mamah dan Mimih, Adik, dan Ade’ kecil yang setia menemani di jalanNYA,
Untuk ibu Mar dan Pak Daliman yang menyayangiku layak seorang anak,
Untuk Kang Tantri, Kang Yanto, Kang Supri yang aku rindu,
Untuk Umih dan Abinya ang Unus yang baik hati
Untuk Bapak dan Ibunya Toni yang baik hati
Untuk seluruh keluarga besar Mamah dan Mimih,
Untuk Peremuan yang aku sebut Pelangi yang telah membiru sejukkan hidupku,
Untuk Ibu Santun P.P. Santun Cirebon
Untuk Abi dan Umi, Asatizd dan Asatzdah P.P. Nuurusshiddiq Cirebon
Untuk Kyai H. Afif Zuhri AminKyai sekeluarga dan Asatizd P.P. Roudlatut Tholibin Babakan
Untuk H. abdul Qahar sekeluarga dan Kyai Ali Munir sekeluarga, serta Asatizd dan asatizdah P.P. Assanisi Babakan
Untuk Adik-adikku serta kakak-kakakku yang menjadi figur-figur langkahku
Untuk guru-guruku dari TK sampai Kuliah
Untuk Teteh yang suka cerewet dan nyebelin, tapi rajin nenangin.
Untuk Mbak Nin dan Mbak Lulu, semoga sukses yah tugas akhirnya
Untuk Dr. Ratna R.S. Sardjito Yogyakarta yang sabar dan tekun mengobatiku
Untuk Para Perawat R.S. Sardjo; Mas Heru, Mbak Wari, Mba Andin dan dua Mbak lagi yang belum aku kenal secara akrab tapi wajahnya sangat aku kenali, yang tulus merawatku
Untuk keluarga besar IMMAN Yogyakarta, sahabat Majelis Bimbingan Dakwah MMC, rekan-rekan EDSA UAD, debaters DECO UAD, konco-konco Teater PeBeI, dan ikhwan-akhwat KAMMI.
Untuk teman-teman Kosan SEROJA yang selalu meramaikan hari.
Untuk sahabat-sahabatku, teman-temanku yang silih berganti mengisi sejarah hidupku,
Dan untuk semua pihak yang telah berperan dalam langkah hidupku yang ga bisa aku sebut satu per satu
Terakhir,
Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan atau penyampaian. Heheh
Semoga bermanfaat, amiin.
Alhamdulillah, segala Pujiku bagiMU dan hanya kepunyaanMU. Semoga Engkau menyokong keistiqamahan kami serta meridhai langkah kami di jalanMU. Amiin
Wallahu ‘a’lam bishshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar