Muhammad
Zuhri Anshari
Yogyakarta,
13 February 2013
Hari ini
ada kejadian seru lagi di Auditorium Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan. Kali
ini hanya kelompok Syarhi al- Qur’an yang nongkrongin ni gedung. Tanpa kelompok
Nashid. Sebenernya agak kesepian tanpa mereka, tapi ga papa. Daripada mereka
sakitnya nambah parah gara-gara latihan malah ga jadi pentas. Lagian sakitnya
pake acara rombongan segala. Hahah. Yah maklum namanya juga kelompok, sakit
satu sakit semua. Hihii.
Hari ini
latihannya lebih berisi dibanding kemarin. Pasalnya kemarin masih pada galau
mikirin hari H yang sudah sangat mepet. Untung kemarin di temenin kelompok
Nasid. Hahah.
“Break dulu yuk, udah serak nih suara ane,”
Pintaku pada semuanya.
“Okay, aku juga neh,” Sahut Evelin yang
kebagian jatah puitisasi bareng ane.
Setelah
semuanya setuju, semuanya mengambil minum satu-satu dan duduk melingar. Ane
agak sedikit telat ngambil minum. Pas mendekat ke lingkaran, ane cium wangi
yang sangat tenar di hudung. Maklum waktu kecil dulu hobby banget ama ni
barang. “Ko wangi coklat benget yah? Iya ga sih?” ujarku sambil membereskan
posisi duduk.
“Makasih
Mas, kalau gitu saya keluar aja yahhh” jawab Arbrian polos. “Hahaha” semuanya
pada nyengir mendengar pengakuan palsu si Cowok Berkacamata yang lagi asyik
ngadepin laptop itu. Baju yang Brian kenakan memang berwarna coklat, namun
tidak berarti dia wangi coklat.
“Ko’ air minumnya agak pait yah?” Tutur
Evelin meminta persetujuan kita.
“Iya bener, kenapa yah?” jawabku.
Kali ini
Mas Qo’im angkat bicara, “Yaudah biar saya keluar saja biar ga pait”. “Hahahah”
Riuh tawa di gedung audit mendengar pengakuan pasrah Mas Qo’im. Dan kita semua
menyepakati bahwa rasa pait itu dikarenakan beliau. Hahah.
“Jadi
teringat cerita” Mas Qo’im membuka tausiahnya. “Ada seseorang cowok yang mau
mengatakan cintanya kepada seorang gadis neh. Ceritanya seperti ini. Suatu hari
sang cowok sudah mantap untuk mendatangi punjaan hatinya yang sudah lama ia gandrungi.
Karena sang cowok niat banget, dia sampe nyiapin dengan matang tuh ritual
sakral. Termasuk harus menggunakan bahasa apa agar bisa meyakinkan. Nah biar
beken dan keren, dipilihlah bahasa inggris sebagai bahasa untuk menyampaikan
persaan sang cowok tadi”
Ketiga
orang termasuk ane semakin serius banget dengerin cerita Mas Qo’im. Siang-siang
begini, jadi momentumnya tepat untuk mendengarkan cerita.waktunya tidur siang.
Hehe.
“Waktunya pun tiba, sang cowok bertemu
dengan cewek yang dia taksir, kemudian rencana sang cowok pun di jalankan dengan
cukup sukses. Tau apa tanggapan cewek terhadap gombalan sang cowok dengan
bahasa inggrisnya itu?”
“Apa?” sahut Ane, Brian dan Evelin kompak.
“Sang cewek cuman bilang “Udah gitu aja?”
dan langsung tancap gas motor meninggalkan TKP. Malang bener ni nasib sang
cowok,” Mas Qo’im membenarkan posisi duduknya “Kasihan sekali” timpalnya.
“Wah sadis juga tuh, di tolak dong sang
cowok?” Tanyaku,
“Iyalah, heheh” Jawab Brian.
Hening
sejenak, dan tiba-tiba Mas Qo’im kembali membuka obrolah. Kali ini dia sedikit
berlagak seperti penyair-penyair arab yang sedang mendemokan kalimat bijak, “Allah
itu sayang banget sama saya. Ketika saya butuh air, Allah turunkan hujan.
Ketika Saya butuh cahaya untuk menerangi kegelapan, Allah memberikan cahaya
matahari.”
“Subhanallah” Serentak.
“Dan ketika saya butuh cinta, Allah temukan
saya denganmu”
Suasana
tawa makin membahana, pasalanya kalimat gombalan ini muncul dari Mas Qo’im.
Barangkali kalau seandainya cowok dalam cerita diatas menggunakan gombalan ini,
kayaknya ga mungkin si cewek berani bilang “Udah cuman ini aja?” Paling si
cewek bakal jawab, “Kapan Mas mau menemui orang tuaku”. Hahaha. Subhanallah.
“Atau bisa juga make ini, untuk menyatakan
bahwa cinta kita tulus selamanya” tawar Mas Qo’im. ”Apa” sahut Ane, Brian dan
Evelin penasaran.
“Dik,
maukah kiranya saya pinang kamu dengan Surat al-Qiyamah”. Kita bertiga melongo
penasaran. Kenapa harus surat al- Qiyamah, ga al-Baqoroh aja gitu. Atau
al-Tiin. Ini malah kiamat. “Kenapa emang?” Tanya penasaran. “Karena mencintaimu
bukan hanya untuk saat ini saja, tapi ayat ini symbol kesetiaan cinta kita
sampai akhir”. “Hahaha” semua terkesima dengan gombalan-gombalan Mas Qo’im.
“Kalau gitu, aku pake surat Dhuha deh.” Ane
tak mau kalah
“Kenapa?”
“Ya biar cinta kita bersemi terus” Jawabku
garing. Hahah.
“Kalau aku pengen ngegombalin gini. Rinduku
terhadapmu diantara surat Dhuha dan surat al-Lail” Tutur Brian.
“Kenapa?”
“Kan aku rindu kepada dia sehari semalam”
Yah itulah oleh-oleh latihan Syarhi al-
Qur’an kali ini. Besok apa lagi yah?. Heheh. Berhubung sudah Adzan, kita tutup
latihan pagi ini dengan sebuah Hadist riwayat Ibnul Mubarak melalui Khalid Ibnu
Abu Imran yang berbunyi:
“Allah
merahmati seorang Hamba yang mengucapkan kebaikan, lalu ia mendapatkan
keuntungan. Atau, ia diam dengan tidak mengatakan hal yang buruk, maka ia
selamat”
Semoga Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar