Untuk MU
Untuk mu
Biarlah pelangi tetap hadir ketika mata ini terpejam, mengubah kesayuan kedalam kebiruan yang terus saja aku harap menentramkan, menenangkan. Bersamaan dengan jiwa teduh yang aku rindukan.
Kurindui sebuah nama.
Nama yang menggaung di labirin biru, nama yang lekat di kota singgahku, singgahmu, dalam sejuk biru merdu meranum keperakan. Sebuah nama yang selalu mendayu LafazhMU, nama yang sempat Engau beri kesanggupan mencairkan kebekuan diri, hati ini.
Tentang sesuatu yang belum sepenuhnya aku fahami atas Syair yang Engkau siratkan dalam sajak-sajak hidupku, sebuah bait yang selalu menggaung dalam serambi seorang diri ciptaan-MU.
Namun tetap saja aku yang ini, yang berharap maqom kemafhuman atas sajak hidupku sendiri. Sesungguhnya Hidayah adalah milikMU, ku mohonkan agar senantia Hidayahkan diri dengan Cinta-MU yang Hakiki.
Masih bercerita tentang Pelangi,
yang terus membiru hati dan jiwa serta diri. Begitupun gadis berjiwa teguh yang terus mengalirkan ketenduhan atas lafazh-lafazh yang terlisan tanpa kata. Semoga Sampai tergaung sahdu menuju hakikat kemuhabbaa.-MU. ALLAH,
Pelangi,
kehadirannya agak mengusik langkahku diawal masa, selaksa fatamorgana anggapku. namun tak berarti sejuk kebiruannya akan menenggelamkanku dalam kalut yang meradang. Justru kebiruannya selalu menenangkan diri. larutkan aku dalam rindu dan cinta. Semoga kisah birumu selalu terhadiahkan kebaikan dari Sang Maha Indah, ALLAH. Barokallahu lii, ma'ak..
Apakah aku telah menjadi yang lain?
saat dua dimensi bersapa, saat dua roman saling berjabat.
Aku yang termilikiMU. kuatkan hati ini dalam nada yang melahirkan simfoni cintaMU yang mengalun teriringi RidhaMU.
Keteduhan diwaktu itulah yang aku rindu, meski tiada kata yang bisa terlisankan. namun senyum yang terurai sanggup menentramkan jiwa yang terlumat kesunyian yang tersekian lamanya. Semoga di episode masa berikutnya TakdirMU menjadikan diri Ridha, dalam cinta yang peasti indah pada akhirnya. Selama Engkau yang Membimbing hati ini, hatinya.
Gemericik waktu mengalir beriringan dengan sulur-sulur kisah yang terus meramaikan kesunyian. mengalun dalam dendang diri pada makna hakiki.
inilah aku, bersama hati yang mengalir rindu. berharap tiada lagi kerinduan yang tersesat, terkecuali pada Penghambaan terhadap-NYA
Aku diantara berjuta wajah yang mengharapmu, merindumu bahkan mencintaimu. Namun takkan aku turuti semua yang menjadi inginku, karena Allah jauh lebih memahami kebutuhanku. kebutuhan hamba-hambaNYA.
Cukup inilah fitrahku sebagai manusia. Aku yakin Roman yang DIA tulis amat indah. Sebias wajahmu hadir dalam dimensi lelapku, telah lebih dari kesekian kalinya.
aku tak begitu faham dengan ini, namun aku berharap Allah selalu membimbing hati ini, hatimu. agar tetap pada RidhaNYA.
Ini aku kamu dan Dia. dan adanya kita.
semua dalam cinta, dalam rindu, dalam sahdu.
dalam dambaMU.
Teduh dibawah rindang cahaya, membentuk keterahasiaan diri dibalik cahaya yang mulai meredup. cukup indah cahaya yang nampak disenja itu, membuatku betah termanjakan. tak ingin aku undur diri.
Teduh dibawah rindang cahaya, membentuk keterahasiaan diri dibalik cahaya yang mulai meredup. cukup indah cahaya yang nampak disenja itu, membuatku betah termanjakan. tak ingin aku undur diri.
Aku takkan sanggup menatap air hangat yang mengalir dari ketulusanmu dalam keadaan tanpa hijab. Karenanya aku tak sanggup menahan nada yang terlalu indah untuk ku dengar dari bibir mungilmu.
Cukup Allah yang akan mengindahkan segala sesuatunya berdasarkan kadar takdirNYA.
Dalam dimensi itu aku terus termubhamkan keSIAPAanmu, serta keSIAPAanku pula. maka cukup Allah saja yang sok tau, karena Ialah DZAT yang maha TAU. maka biarlah kisahmu, kisahku ditemukan dalam equilibium hanya olehNYA.
Beberapa menit saja kegelapan serta kesunyian melanda, segala arah lenyap berhamblur sirna. haruskah aku kambing hitamkan waktu? atau diriku sendiri?
aku mohon bimbinganMU ya Robb, Atas hati, cinta dan diri.
Kiranya demikianlah hati ini terhadapmu, lalu biarlah rahasia tetap ada agar keyakinan makin mengakar.
semoga Dzat pencipta diri selalu mejaga hati-hati ini.
Hubbku masih berkelana dihatinya, khaufku-pun enggan relakan ketiadaannya, begitupun roja'ku masih terpaut akan cintanya.
Ya Robb, jadikan hubbku kepadanya atasMU, tangguhkan roja'ku kepadanya atasMU serta khaufkan aku atasMU pula.
Semenit saja hal itu terjadi padaku, tapi sanggup menghadirkan ketakutan yang luar biasa sampai-sampai bisa merelakan segalanya asalkan tidak terjadi hal itu di menit kemudian. Semoga saja ini wasilah pengampunan penghambaan. kuatkan ragaku ya Robb, Ragaku serta Iman Taqwaku.
Ya Allah, ku mohon ,
Apa yang telah Kau takdirkan aku harap dia adalah yang terbaik buatku kerana Engkau tahu segala isi hatiku.
Pelihara daku dari kemurkaanMu.
Ya Tuhanku, yang Maha Pemurah,
Beri kekuatan jua harapan , Membina diri yang lesu tak bermaya,
Semaikan setulus kasih di jiwa.
Sejuk terhirup, seperti udara saat embun masih begitu riang berdendang. mengingatmu adalah sebagian kesejukan hingga terangkai bait-bait ketentraman hati yang syahdu. peraduanku, peraduanmu. iyalah ALLAH.
Cukupkan hati diri-diri ini dengan Syahdunya kautsar keridhaanMU ya Robb.
Masih seperti cerita di kemarin pagi, saat hunian penuh kesahduan meski sedikit ketakacuhan sepasang mata, namun tak berlaku kepadaMU.
Engkau maha Melihat segala sesuatu yang meromankan hidupku.
sertakan aku dalam penjagaanMU ya rob, atas sebuah hati yang mendamba sesesok wajah berjiwa teduh.
Terkadang hidup begitu sesak atas jejalan fatamorgana yang tak sanggup aku maknai sendiri. Maka tak jarang kaki-kaki melangkah murung.
Hanya aku masih AKU-MU, maka istiqamahkan hati dalam keridhaanMU.
Seberapa tangguh aku menyimpan perahasiaanmu, sampai ada lisan yang sanggup menjadi benteng aku, kamu, dia dan ALLAH.
Semoga Ukhuwah selalu kita junjung tinggi agar tergapailah cintaNYA yang hakiki.
Aku beri kesempatan agar engkau mengenali diriku atas dirimu sendiri. begitu pula pun aku. karena aku tak mau lagi kehilangan makna kesejatian atas anugrah penciptaan.
Semoga kita mampu berlapang dada serta bersyukur atas segala putusanNYA.
semoga ALLAH menjagamu, serta menyayangimu selalu.
Aku takut berlebih dalam mengungkap segala yang menurutku pantas untuk menggambarkan kesejukan yang telah aku terima, aku takut kedustaan menjerat lidahku sendiri. Semoga Allah menjaga lisan ini.
Aku harus memutar melodi yang seharusnya aku mainkan, agar tiada lagi kesunyian dalam diri. Agar tiada lagi kelabu dalam masa yang makin bergulir tanpa bersua.
Aku turut larut dalam syahdu keanggunanmu, namun tak sedikitpun aku faham atas sebuah nama, ialah namamu.
Semoga hanya dengan namaNYA akan melahirkan kata KITA untuk sebuah yang haq. dalam cinta syahduNYA.
Terkadang jalan ini teramat sulit ditempuh, kesabaranpun tidak sebatas cakupan embun melaikan lebih dari samudra. tapi enggan saja terjal lebih pandai mensiasati untuk menghalang jalan.
Kebiruan ini masih cukup menyejukkan raga serta sel-selku yang mulai rentan dalam pergulatan waktu. Namun semoga Engkau meridhai jalanku.
Ketika langit hati telah merona lagi setelah gugur dalam kesunyian serta kesemuan, maka hanya aku tujukan perkara hati hanya padaMU. seraya aku mohon sampaikan hati ini pada hati yang mengagungkan cintaMU.
Aku azzamkan diri saat matahari senja serta embun kesejukan yang tawarkan kesahduan dalam sebuah keihlasan insani. Seraya diriMU satu tanpa sekutu, maka rela diri dalam rebah penghambaan kepadaMU.
Apakah ini benar-benar dari hati?
tak mungkin sanggup untuk kesekian kalinya terjelembab dalam kelebaman, sesosok yang aku anggap pelangi.
Teguhkan hati ini dalam Keistiqamahan kepadaMU.
Semua terasa gelap dimata saat hati enyah dari kesadaran diri. takkan lagi cahaya, takkan lagi kehidupan atas ibadah dan penghambaan. maka Ya Allah aku memonhon, Hidupkanlah hati ini oleh dan hanya karenaMU.
Dunia baru memperkenalkan kepada kejadian-kejadian baru yang tak terelakkan, yang terkadang dituntut untuk cermat diri. tapi akupun takkan luput dari masa lalu yang telah mengantarkanku pada hari ini.
Dikala cahaya mulai meredup lalu sirna, kengerian takkan terelakkan sementara hati menghitam pekat. Lalu siapa yang akan menunjuki jalan terang selain Egkau ya Robb?
tiada lain HANYA Kehendak serta Kuasamu.
Seperti masa yang terus bergerak maju. tak perlu lama-lama sesali penyesalan yang dibuat sendiri, niatkan untuk yang Maha Bijaksana.
Tiada lagi embun disenja hari seperti hari-hari sebelumnya...
ya Robb kuatkanlah aku dalam jalanMU.
lahaulawalaquwwataillabillahil'aliyyil 'adhim,,,
Teruslah bercerita tentang hidupmu, jangan sampai terhenti sebelum masa merampas usiamu.
teruslah berpacu untuk asa dan citamu sebelum nafas ini terhenti.
Allah akan bersama hambanya yang selalu mengingatNYA.
Aku ingin mendengar suara yang hanya aku sendiri yang sanggup mendengarnya, dimana kedamaian tercipta akannya.
Sekedar ini yang aku bisa, namun aku akan tetap berusaha.
meraih apa yang sepatutnya bisa aku raih.
denganMU, hanya denganMU. hidup matiku.
karenaMU pula aku mengerti ayat-ayat hikmah MU.
Bismillah,, bersiap untuk menambah aset masa depan (dunia dan akhirat) dengan ilmu.
semoga engkau memudahkan aku ya Rob dalam pencapaian keridhaan serta kemulyaan atas sebuah penghambaan.
Sepertinya aku takkan lagi melupakan lafazh-lafazh cintamu, wahai pelangi terindah dalam embun senjaku.
Ketika senja baru saja mengadu padaNYA, aku rasakan sunyi itu lagi dan lagi. semoga ini menjadi washilah kerinduanku padaMU, ALLAH.
aku titipkan rasaku padanya kepadaMU. karena hanya karenaMU semua terasa INDAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar