Minggu, 30 Desember 2012

AKU, DIA & TONG SAMPAH


Hari ini, ahad. Bingung mau ngapain. Padahal ini hari libur. Hahaha. Daripada kosong dan nganggur, iseng deh review film. Film ini berjudul Aku, Dia dan Tong Sampah. Judul yang menggelikan, tapi sarat makna. Film ini di buat di Malaysia oleh Playground Production dan di bintangi oleh;
Sharnaz – Siti Saleha
Amir – Beto Kusyairy
Hazwan – Razif Hashim
Dianne – Memperkenalkan Liyana Van Der Sijp
Tok Wan – Fauziah Nawi
Mama Dianne – Zizi Zulkifli
Mama Amir – Tania Zainal
Bagaimana ceritanya?
Akhirnya, saya Zuhri.... Oppps, langsung aja dehh Semoga ini bisa mewakili, jrengggg……




AKU, DIA & TONG SAMPAH
Sharnaz Sabri. Gundah memenuhi hatinya, masih ia sokong tubuhnya yang hampir roboh didepan sebuang tong sampah berwarna biru. Seikat surat-surat cinta yang digenggamnya hendak ia masukkan kedalam tong sampah dengan harapan segala kisah cinta turut pergi bersama surat itu. Namun kenangan yang perih itu pun masih amat sangat berharga, sehingga keraguan menyergapnya.
“Brukk” gadis itu menubruk Amir, lelaki yang hendak membuang berkas-berkas surat yang diikat persis seperti kumpulan surat Sabri. “Maaf, ” sepontan Sabri mengambil seikat surat-surat itu dan berlari. Amir terheran, dan ia melanjutkan niatnya membuang berkas-berkas surat yang nyatanya sudah tertukar.
Keesokan harinya, Sabri mendatangi rumah Amir yang tidak jauh dari tong sampah biru itu untuk meminta surat-suratnya dikembalikan karena tertukar. “Sudah I buang suratnya, I kira itu surat I,” Tanggap Amir saat ditagih surat yang tertukar itu. Airmata pun tumpah ruah, Sabri sangat menyesal. Amir, lelaki yang belum Sabri kenal mencoba menenangkan dan meminta maaf atas kesilapannya. Namun Sabri makin menjadi, larut dalam tangis.
Tong sampah biru. “Oke-oke,” jawab Amir yang dimintai kesediaan untuk menjalankan sebuah rencana yang direncanakan Sabri untuk mantan kekasihnya, Hazwan. Lelaki yang sudah membuatnya merasa lelaki didunia ini hanya Hazwan. Sayang itu menancap dalam kedalam hatinya, namun sayangnya Hazwan memilih untk mengahiri hubngan tersebut.
Amir menjalani perjanjiannya dengan Sabri. Di mulai dengan menjadi “Kekasih Palsu”-nya Sabri untuk mencari tau respon Hazwan, dan mencari tau apakah Hazwan masih peduli terhadapnya atau tidak. Sementara Hazwan sendiri memilih berhubungan dengan Dianne menjadi pacarnya.
Pagi hari, mentari sudah kokoh menyinari bumi. Cahayanya memberi warna pada benda yang ia soroti. Di sebuah taman, Amir dan Sabri melepas kepenatan. Sabri masih dihantui persaan kepada Hazwan, meskipun kini ia mulai merasa nyaman dengan lelaki disampingnya. Obrolan dimulai dari postingan video Amir yang mengalami kenaikan rating like dari pengguna social media. Berlajut tentang Hazwan. Sabri bersedia tidak memenuhi mimpinya, melanjutkan S2, kalau semisal dia kembali dengan Hazwan. “Awak sanggup korbankan impian awak untuk orang macam tu ?.”, “Macam tu, Tul” Jawab Sabri, “Tapi kalau dia betul-betul sayang, dia takkan suruh awak korbankan impian awak untuk dia”. Semua terdiam, hanya helaan nafas panjang yang terus berdesis. Danau turut menyaksikan kesunyian itu. Kalimat Amir berhasil meresap dalam relung jiwanya.
Kebersamaan Amir dan Sabri makin menjadi. Hingga pada suatu kesempatan Sabri diminta Amir untuk menyetir mobil pulang ke rumah ibunya. Sesampainya dirumah, Sabri sudah langsung akrab dengan Ibunya Amir. Dari mulai memasak hingga merapihkan makanan, Sabri turut serta. Sehingga bukan Amir saja yang terkesan kepada Sabri, Ibu Amir pun ikut terkesan. Mereka larut dalam kehangatan antara ibu dan anak.
Kisah terus berlanjut. Konflik muncul ketika Dianne yang sebelumnya mempunyai hubungan dengan Amir, mendatangi rumah Amir untuk merajuk. Begitu pun Hazwan merasakan penyesalan yang dalam telah melepaskan Sabri ,yang kini semakin dewasa namun tetap menjadi dirinya sendiri, untuk kembali merajuk. Tanpa mau menjadi orang lain.
Malam itu, sabri bersama Hazwan dalam satu mobil. Hazwan mengatakan penyesalannya dan meminta Sabri kembali kepadanya. Namun ketika sabri mengatakan ia ingin melanjutkan mimpinya, sontak Hazwan menolak. Lalu hazwan buru-buru mencabut ucapannya. Nasi sudah menjadi bubur, ucapan itu sudah decerna dengan baik oleh Sabri. “Turunkan I disini, ” Sabri meminta Hazwan untuk menurunkannya. Sabri pun keluar dari mobil dan berlari ketempat acara pemilihan “Raja-Ratu” untuk menemui Amir yang dia tinggal disana. Sesampainya di tempat, Sabri melihat sosok Amir berdiri mematung dan merebahkan tumpuan ditembok. Sabri semakin mendekat. Namun tiba-tiba sosok Dianne menghapiri Amir, dan keduanya pergi tanpa mengetahui kehadiran Sabri.
Seusai dari itu, Sabri memilih menenangkan diri disamping tong sambah biru dibawah rembulan yang semakin meninggi. Tanpa ia sadari, Amir memergokinya. “Malam-malam dekat tong sampah”. Sabri pun slah tingkah. obrolan pun berlanjut, sampai pada akhirnya kalimat “Kalo dia cakap happy bersama awak?”-ini terurai lembut dari lisan Sabri. Keduanya tersenyum tanda setuju. Seiring cinta yang satu. Aku, Dia, dan Tong Sampah.

Sudahhhh kelarrr, heheheeh. Semoga bermanfaat….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar