Jumat, 09 November 2012

PADA-MU AKU BERSIMPUH



PADA-MU AKU BERSIMPUH
(GOLA GONG)
by; zuhri


Bayi mungil tak berdosa itu dibuang di stasiun kereta api- Bayi mungil, cantik yang kelahirannya tidak diharapkan oleh kedua orangtuanya di karenakan status hubungan keduanya tidak sah secara agama. Hari Natadingrat pengusaha sukses melakukan hubungan yang tidak sepatutnya dilakuakn oleh siapapun sebelum menikah, Natalia, Aktris sekaligus model yang menjadi simpanannya.
Beruntung bayi itu Allah pertemukan dengan Bik Etik, ibu penjual nasi uduk, yang mengajarkan dan mendidiknya seolah anaknya sendiri. Di tangan Bik Etik lah Siti Nurkhasanah, nama bayi itu, tumbuh menjadi anak yang salihah.
Anah, nama panggilan bayi itu, tenggelam dalam tangis yang dalam ketika Bik Etik meninggalkannya untu pulang dalam rumah singgah menuju kehidupan abadi di usianya yang ke sepuluh. Itu berarti Anah benar-benar yatim piatu. Beruntung, atas kebaikan Bik Etik yang selalu memberi sarapan gratis untuk Pak Soleh, Pengemis yang memiliki satu kaki, akhirnya Allah membalas kebaikannya pula dengan kesediaan Pak Budiman menjadi Bapak Asuh anak pungutnya, Anah.
Bersama Basir, dan Hakim, Anah mendapat penjagaan dari keduanya. Terutama Basir yang selalu setia menemani Anah, bahkan dia menjadi kakak yang siap melabrak siapa saja yang mencibir Anah sebagai “anak yang tidak memiliki identitas jelas”. Baik Basir maupun Hakim, keduanya mencintai Anah, dan hal itu tercium oleh Pak Budiman ,Ayah mereka sendiri, Pengusaha sekaligus Pemilik Pesantren. Hanya saja Hakim lebih memilih diam, dan menyimpan persaan itu. Berbeda dengan Basir, yang lebih menampakkan perasaannya pada Anah namun Basir tidak terang-terangan mengatakan bahwa ia mencintai Anah.
Anah yang akhirnya memiliki persaan yang sama terhadap basir, namun ia juga menutupi hal itu. Anah takut mencoreng nama baik keluarga Pak Budiman. Ayah Asuhnya. Sampai pada suatu malam pelepasan SMA, Anah dan Basir di jebak oleh Dicky CS. Dicky berhasil membujuk Anah untuk dia antar pulang dengan mengatas namakan peritah dari Basir yang ternyata Basir juga di jebak di Royal oleh orang suruhan Dicky. Di Mobil, Anah di bius dan tidak sadarkan diri.
Anah sangat kaget ketika ia sadarkan diri dan pekaiannya telah tanggal. Dicky-pun kaget karena obat bius itu tidak berkompromi dengan kehendaknya. Dengan nafsu syaitannya, Dicky terus berusaha agar tidak menyia-nyiakan rencananya menyetubuhi Anah. Di tengah kalut yang amat dalam, Allah menolong Anah. Tedi, rekan Dicky, mendobak pintu dan menyelamatkan Anah. Tedi meminta Anah untuk pergi, sementara ia mencekal Dicky yang akhirnya Tedy terbunuh oleh Dicky.
Anah merasa telah kotor dan telah mencoreng nama baik keluarga Pak Budiman. Bahkan ia segan untuk bertemu Basir, takut basir menganggapnya gadis murahan dan kotor. Anah pun lari kepantai, berharap bisa mensucikan diri. Namun akhirnya Anah tidak sadar diri.
Anah jatuh kedalam luka dan kengerian, Allah dengan kemurahan-Nya mempertemukan Pak Rahmat dengannya. Pak Rahmat membawa Anah kerumah ketika Anah tidak sadarkan diri. Keluarga Pak Rahmat merasa senang dengan kehadiran Anah. Kemudian Anah meminta izin kepada Pak Budiman untuk bisa tinggal di Jakarta bersama Keluarga Pak Rahmat karena ia butuh ketenangan dan ingin melupakan kejadian pahit bersama Dicky. Pak Budiman pun mengizinkan, dan akhirnya Pak Rahmat menguliahkan Anah di Kedokteran dan mengabulkan cita-cita untuk menjadi dokter.
Tujuh tahun berlalu, genting lagi-lagi menyandra Anah ketika mendengar Pak Budiman menjadi korban tabrak lari orang suruhan Dicky. Detik-detik terahir kematian, Pak Budiman mewasiatkan kepada Anah dan Hakim untuk menikah.
Beberapa hari setelah menikah, sembilu menyayat hati Anah dan mengucurinya dengan garam. Perih, sangat perih. Ketika Basir berhasil mengungkap teka-teki dari kotak titipan Buk Etik. Akhirnya Anah tau bahwa Hari Natadiningrat, pemilik klinik tempat dimana dia bekerja adalah ayahnya sendiri, ayah yang tega membuangnya. Namun Anah dengan besar hati memaafkan Ayah dan Ibunya. Di akhir cerita, Anah pun kembali berkumpul dengan Ayahm dan Ibu Kandungnya.



Alhamdulillah

Minggu, 04 November 2012

BIARKAN AKU JADI MILIK-MU (GOLA GONG)



Malaysia, tempat yang menjadi pilihan Hakim untuk mengajak Anah berbulanmadu. Suka cita membubuhi perasaan Anah, itu artinya Hakim akan menyentuhnya setelah sekian lama Hakim enggan menyentuhnya. Selain itu, berharap ini menjadi obat atas kegundahannya ketika mengetahui orangtua kandungnya, yang kemudian mengajak pasangan pengantin baru yang terjalin atas wasiat Pak Budiman, ayah Hakim dan Basir. Perasaan Anah belum benar-benar nyaman dengan keduanya.
Basir pun tercengang ketika Hakim mengabarkan bahwa ia dan Anah akan berbulan madu di Malaysia. Kenapa harus di Malaysia?, dan menolak ajakan Pak Hari untuk berhanymoon di Eropa?, mengapa memilih membayar sendiri untuk berhanymoon, sementara Pak Hari siap menggratiskan selama berhanymoon di Eropa?. Ketegangan adik-kakak pun mulai, sesaat sebelum berangkat Hakim yang pendiam mengajukan teka-teki yang tentu saja menyulut rasa penasaran Basir selaku Wartawan muda, “Iya! Ada sesuatu yang Kakak sembunyikan padamu. Dan juga almarhum Bapak.” Terang Hakim pada Basir saat menunggu Anah berbenah.
Sampai juga di Malaysia, setelah perjalanan panjang yang amat dingin. Tentu saja Anah gundah setelah mendengar perdebatan Hakim dan Basir di mobil. Belum lagi Hakim yang kelihatan aneh. Sesampainya di Kuala Lumpur, ternyata Hakim mengajak anah ke Bangkok. Dan hal itu menambah keyakinan Anah bahwa apa yang dikatakan Basir benar, Hakim merahasiakan sesuatu. Dan semakin kuat ketika Hakim mengatakan “Anah…, segala akan terjadi jelas setelah kita tiba di Bangkok. Sekarang, sebaiknya beristirahat…”. Cobaan apa lagi yang akan dia hadapi, sepanjang perjalanan kembali kikuk.
Setelah singgah di Stasiun Hat Yai, Anah mendapati nama Namlok Sarachipat dari Basir ketika Anah menelepon, dan mengabarinya bahwa ia tidak sedang di Malaysia melainkan sedang menuju Bangkok. Anah tersontak dengan nama itu, ia pasrah kalau pada akhirnya akan duka yang mendalam dengan nama itu. Sementara Basir gusar dengan kabar bahwa Anah dibawa Kakaknya menuju Bangkok, ia sudah menduga bahwa Hakim akan mempertemukannya dengan Namlok Sarachipat yang merupakan Perempuan yang Hakim nikahi semasa kuliah di Mesir. Hakim merahasiakan hal ini dari keluarganya, namun Basir berhasil mencium gelagat Kakaknya. Pernikahan Hakim dengan Namlok, Muallaf, tidak di ketahui keluarganya. Pernikahan mereka di Naibi oleh dosen dan di saksikan rekan-rekan di kampusnya.
“Namlok Sarachipat,” Anah langsung pada persoalan. Anah terguncang hatinya ketika mendapati ucapan Hakim yang secara terang-terangan mengakui bahwa Namlok adalah istrinya, bahkan Hakim dan Namlok sudah memiliki seorang putrid, Siti Aisyah.
“Jadi itu alasannya, mengapa Kakak tidak pernah menggauli Anah?” Anah jatuh dalam kepedihan yang amat mendalam. Namun ia sangat tegar, ia menyadari bahwa kesalahn bukan sepenuhnya pada Hakim, bahkan tidak ada yang perlu di salahkan. Hakim hanya tidak ingin membuat Ayahnya kecewa saat sakarotulmaut, begitupun Anah.
“Iya, Anah. Selain itu juga, Kakak tidak mencintai kamu. Kakak sudah menganggap kamu sebagai adik kandung sediri,” dengan berat hati Hakim mengatakannya. Anah hanya menangis. Hakim memang sudah berkata jujur, dan berhasil merobek hatinya hingga remuk redam. Dan semakin sakit robekan itu ketika Hakim mempertemukannya dengan Namlok. Hampir saja suasana memanas, namun dengan kesalihaan Anah perbincangan ketiga orang itu berjalan sehat. Meski guratan luka semakin dalam, Anah tetap tegar. Anah menyadari ini adalah ujian, dan bukti Allah sangat menyayanginya. Pelajaran itu ia peroleh dari Bik Etik.
Basir yang gundah menunggu telepon dari Anah, akhirnya terbayar juga. Anah menelpon Basir setelah meminta izin untuk lebih dulu ke Hostel dan mempersilahkan Hakim mengobati kerinduannya dengan Namlok dan Aisyah. Basir amat sangat kesal ketika ia dapati anah menangis dan mengabarkan bahwa Namlok adalah istri sah Hakim.
“Anah … aku malu sama kamu”
“Malulah kepada Allah….”
“Aku malu punya kakak pembohong seperti Hakim”
“Kamu harus merasa ksihan pada Hakim”
“Kasihan apa!”
“Hakim sebetulnya lelaki baik. Suami yang bertanggung jawab. Ayah yang patut dicontoh”
Basir berada di pesisir pantai, mencoba mengobati gundah yang ia rasakan. Walau bagaimanapun ia masih mencintai Anah. Tau begini, ia tidak akan mengikhlaskan Anah pada Kakaknya. Masalah bertubi-tubi menghampirinya. Kasus Dicky dan Bapaknya yang berusaha menghancurkan keluarga serta bisnis Warisan Almarhum Pak Budiman. Ditambah lagi wanita yang ia cintai menderita gara-gara ulah Kakaknya sendiri.
Hakim memboyong Namlok dan Aisah ke Indonesia. Basir pun mengamuk dan melabrak Hakim, berkali-kali ia memukuli Kakaknya hingga terjatuh. Beruntung Anah berhasil menenangkan Basir. Hakim mengeluh kesakitan pada dada kirinya, jantung.
Basir segera membopoh tubuh Kakaknya untuk mendapatkan pertolongan UGD. Dan pada akhirnya Basir di gandrungi persaan perdosa ketika Kakaknya tidak dapat diselamatkan. Serangan jantung. Basir pun hilang arah, berlari kepantai dan memprotes Tuhan. Beruntung subuh menyadarkannya bahwa apa yang dilakukannya salah. Ia pun kembali kerumah dan mendapati Anah, Namlok, dan Aisah. Ia meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Anah dengan tenang “Ini cobaan buat kamu dan aku” kepada Namlok yang tengah garang menggugat kesalahan Basir.
Namlok memilih kembali ke Bangkok, dan Anah menghabiskan masa iddahnya di rumah peninggalan Hakim. Di hari terahir Iddahnya, Basir menjenguk Anah. Ia seolah tidak ingin lagi kehilangan orang yang dia cintai “Aku mencintai kamu, Anah! Sejak dulu! Dan kamu tau itu”.
“Basir! Aku ini istri kakakmu!”
“Itu sudah lewat, Anah! Masa iddahmu selesai hari ini! Kamu bisa menikah lagi dengan aku! Kita saling mencintai! Aku tahu, kamu juga masih mencintaiku! Itu tidak bisa kamu pungkiri, Anah”
“Kamu masih mencintaiku, Anah?” Basir mengulang pertanyaan.
Anah terisak
“Jawablah”
“Atau aku pergi sekarang juga!”
“Sampai kapan pun aku mencintai kamu, Basir..,”. “Puas kamu dengan jawabanku?”
Akhirnya, Basir pun melamar Anah, dan mau memotong rambutnya yang gondrong atas permintaan wanita yang ia cintai sejak dulu. Kebahagiaan merekapun tidak terhingga. Cinta dan ibadah menjadi pondasi kuat pernikahan mereka.

Alhamdulillah.